Minggu, 18 November 2012

Membaca Puisi

Tanda baca dalam membaca puisi,
silakan klik disini

Kamis, 01 November 2012

Edan!! Ayah Hunus Pedang Ke Anaknya Agar Tak Ditangkap Polisi

Entah apa yang dipikirkan Zhang Gang ketika menghunus sebilah pedang ke dada putrinya. Kejadian di sebuah jalan raya di Yongren, China, itu begitu mencekam.  Kejadian itu berawal dari sebuah kecelakaan lalu lintas. Mobil yang dikemudikan Zhang bertumbukan dengan sebuah mobil lain. 

Bukannya berhenti, Zhang justru melarikan diri. Polisi yang berada tidak jauh dari lokasi pun mengejarnya. Setelah 15 menit ngebut, lelaki 34 tahun itu menghentikan mobilnya di depan sebuah pasar. Zhang yang saat itu bersama istri dan anak perempuannya menolak menyerahkan diri dan meminta polisi menyingkir. “Saya mendengar suara mobil ngebut, lalu ada bunyi rem ketika dua mobil polisi memblokade jalan di depannya,” kata Lu Yin, seorang saksi mata. “Tiba-tiba pengemudinya keluar dari mobil sambil membawa pedang dan sesuatu yang kira boneka,” lanjut petani itu. 

“Saya baru sadar kalau itu anak kecil. Dia kelihatan kaget dan mulai menangis waktu mendengar ayahnya berteriak.”  Menurut Lu, Zhang berkali-kali mengarahkan mata pedang ke dada putrinya dan berteriak, “Biarkan saya pergi atau saya bunuh dia. Sumpah, saya tidak akan memberi ampun.” Ditonton warga sekitar, polisi berusaha membujuk Zhang. “Lalu dia masuk mobil lagi dengan pedang di dada anak itu. Dia tetap menuntut diperbolehkan pergi,” kata Lu Yin.  

Beruntung seorang polisi negosiator segera tiba, bersama beberapa kerabat Zhang. Mereka berhasil membujuknya sampai polisi lain bisa masuk ke mobil dan menyelamatkan putrinya. Negosiasi dengan ayah kalap berlangasung sekitar satu jam.

Benar2 sosok ayah yang gak patut di tiru seharusnya kan seorang ayah itu menjaga... semoga kita semua di hindarkan dari hal seperti ini... 
Gak abis pikir tega banget ini ayah... Entah apa yang dipikirkan Zhang Gang ketika menghunus sebilah pedang ke dada putrinya. Kejadian di sebuah jalan raya di Yongren, China, itu begitu mencekam. Kejadian itu berawal dari sebuah kecelakaan lalu lintas. Mobil yang dikemudikan Zhang bertumbukan dengan sebuah mobil lain.

Bukannya berhenti, Zhang justru melarikan diri. Polisi yang berada tidak jauh dari lokasi pun mengejarnya. Setelah 15 menit ngebut, lelaki 34 tahun itu menghentikan mobilnya di depan sebuah pasar. Zhang yang saat itu bersama istri dan anak perempuannya menolak menyerahkan diri dan meminta polisi menyingkir. “Saya mendengar suara mobil ngebut, lalu ada bunyi rem ketika dua mobil polisi memblokade jalan di depannya,” kata Lu Yin, seorang saksi mata. “Tiba-tiba pengemudinya keluar dari mobil sambil membawa pedang dan sesuatu yang kira boneka,” lanjut petani itu.

“Saya baru sadar kalau itu anak kecil. Dia kelihatan kaget dan mulai menangis waktu mendengar ayahnya berteriak.” Menurut Lu, Zhang berkali-kali mengarahkan mata pedang ke dada putrinya dan berteriak, “Biarkan saya pergi atau saya bunuh dia. Sumpah, saya tidak akan memberi ampun.” Ditonton warga sekitar, polisi berusaha membujuk Zhang. “Lalu dia masuk mobil lagi dengan pedang di dada anak itu. Dia tetap menuntut diperbolehkan pergi,” kata Lu Yin.

Beruntung seorang polisi negosiator segera tiba, bersama beberapa kerabat Zhang. Mereka berhasil membujuknya sampai polisi lain bisa masuk ke mobil dan menyelamatkan putrinya. Negosiasi dengan ayah kalap berlangasung sekitar satu jam.

Benar2 sosok ayah yang gak patut di tiru seharusnya kan seorang ayah itu menjaga... semoga kita semua di hindarkan dari hal seperti ini...
Gak abis pikir tega banget ini ayah...

Mohon diingat...!

Buat para Cwo,jgn taroh foto pacar di dompet

Nanti di godain kapiten patimura & temen2nya

cerpen L457RI IBU YANG PENUH DOSA


IBU YANG PENUH DOSA


Dulu aku berhayal menikah dengan suamiku akan penuh kebahagiaan dan hari-hari yang ceria. Namun, kenyataannya hanya “burung yang hinggap di pohon”, seumur jagung pernikahanku sudah tak karuan. Kami sering selisih paham, hanya masalah kecil seisi rumah terasa hampir pecah. Salah bicara, maka tamparan yang akan kuterima.
Entah apa yang kupikirkan dulu saat memutuskan untuk menikah dengan suamiku, aku kaget dengan tingkah suamiku yang mendadak berubah, sadis, jahat, kejam, tak ada pengertian sama sekali. Namun, nasi sudah menjadi bubur, aku sudah terlanjur menikah dengannya, apalagi aku sekarang hamil muda, mau tidak mau aku harus menerima semuanya. Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan calon bayi ku nanti kelak kalau dia lahir.
***
Sembilan bulan kulalui, siksaan dan caci maki sering kurasakan dari suamiku. Ternyata penyebab kemarahannya adalah tuduhannya terhadapku bahwa aku hamil bukan darinya. Dia mengatakan bahwa bayi yang kukandung bukan hasil hubungan kami berdua, tapi dengan mantan kekasihku yang dulu.
Aku sudah berkata jujur, aku juga sudah bersumpah dihadapannya bahwa bayi ini adalah anak kandungnya, namun dia tetap tidak percaya. Sekarang, anak itu telah lahir. Bayi yang cantik, dengan tubuh yang putih bersih. Akhirnya, aku menjadi ibu. Tapi, ibu apa aku ini? mengurus popoknya pun aku tak mampu. Ibuku selalu membantuku setiap kali bayiku menangis dan mengompol.
***
Beban yang kuterima terlalu berat, ditambah lagi suamiku yang tidak pernah pengertian, aku semakin tersiksa dengan keadaan ini. Setiap bayiku menangis, maka amarah suamiku semakin memuncak, sepertinya dia mau melahap bayiku. Melihat keadaan ini, ibuku pun tidak tega melihatku, ibu sering memaksaku untuk berpisah dari suamiku.
Awalnya aku tidak mau melakukannya, tapi, lama kelamaan rasanya aku sudah tidak tahan lagi dengan ocehan sangat menyakitkan hatiku, yang selalu keluar secara terus menerus dari mulut suamiku mengepul penuh dengan asap rokok. Acap kali, asap rokok itu dihembuskannya ke muka ku dan muka anakku.
***
Lima bulan umur bayiku, aku memutuskan untuk berpisah dari suamiku. Karena kurasa, aku mampu hidup sendiri tanpa suamiku, kerjanya setiap hari dia hanya menyiksaku, menggerogoti harta kekayaan ibuku. Akhirnya, aku bercerai. Inilah kegagalan pertama dalam hidupku.
Setelah bercerai dari suamiku aku memutuskan untuk tidak ikut dengan orang tuaku, aku mengontrak rumah kecil yang jauh dari keramaian. Di sanalah aku dan anakku hidup bahagia.
***
Lama kelamaan, anakku yang cantik tumbuh menjadi remaja yang dewasa, kecantikannya terpancar dari setiap gerak langkah dan senyumannya. Membuat semua lelaki tergoda terhadapnya. Tapi ternyata, kecantikan itu penyebab dari rusaknya masa depan anakku tersayang.
Anakku tergoda dengan duniawi, setiap hari dia pulang selalu terlambat. Awalnya, aku mengira kesibukannya disebabkan oleh tugas sekolah, tapi ternyata dia terlalu sibuk dengan pacar-pacarnya yang tak terhitung banyaknya. Setiap kali aku melihatnya diantar pulang, selalu laki-laki yang berbeda. Aku sering melarang anakku untuk berpacaran, namun anakku selalu menjawab dan membantah apa yang aku larang.
Sampai suatu hari, anakku mual-mual, aku menganggap bahwa mualnya itu adalah masuk angin biasa karena dia terlalu sibuk dengan sekolahnya. Namun, lama kelamaan dia mengakui bahwa dia telah hamil.
Sering kudesak dia untuk mengatakan siapa yang telah menghamilinya, namun dia selalu menjawab “tidak tahu”. Aku sangat terpukul dengan keadaan ini, aku merasa berdosa dengan hidupku, aku merasa berdosa dengan anakku, aku telah salah mendidik anakku. Aku terlalu membebaskan aktivitas anakku tanpa memperhatikan apakah aktivitas itu baik atau tidak untuk dia.
***
Inilah kegagalanku, kegagalan yang kuharap terakhir dalam hidupku, aku memutuskan anakku untuk tetap mengandung anaknya, walau tanpa suami. Aku tidak ingin anakku melakukan dosa dua kali, dia telah melakukan zina dan sekarang dia harus menggugurkan kandungannya, TIDAK, aku tidak akan lakukan itu.
Biarkanlah dosa itu kami tanggung berdua, anakku hamil tanpa tahu siapa dari ayah bayi yang dikandungnya, semua tetangga mencemooh keluarga kami, mereka menghujat kami dengan kata-kata kasar, kami diasingkan. Sampai pada akhirnya anakku melahirkan bayinya, namun karena usia anakku terlalu muda, anakku dan bayinya meninggal pada proses persalinannya.
Aku terkejut mendengarnya, serasa isi dunia mau pecah dihadapanku, aku tak sadarkan diri, sampai aku terbangun dari pingsanku, aku melihat dihadapanku, anakku dan bayinya terbujur kaku di hadapanku dengan diselimuti kain putih yang menutupi seluruh tubuh mereka.

Aku sedih, namun tak mampu menangis.
Inginku menjerit, tapi tak mampu mengeluarkan suara.

Hidup begitu kejam,
Begitu besar dosa yang kutanggung
Aku tidak berhasil dalam rumah tangga
Kini aku juga tidak berhasil dalam mengurus anakku

Ya Allah
Ampuni dosaku
maafkan atas segala kesalahanku

Aku hancur, remuk, tak berbekas
Aku ibarat sampah yang busuk
yang bila disimpan akan mengganggu orang lain


Akhirnya, setelah satu minggu kematian anakku, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku. Aku meninggalkan semua yang ada di dunia ini, karena memang tidak ada yang kumiliki lagi. Suami yang kusayang tak pernah peduli, anakku yang kucinta dan kubanggakan kini sudah tak ada lagi.

Selamat tinggal ibu,
terimakasih telah merawatku
terimakasih telah bersabar menasehatiku

Namun aku,
aku tak sanggup lagi dengan semuanya

Inilah kegagalan hidupku, untuk yang ketiga kalinya aku gagal, aku mengakhiri hidupku di hadapan makam anak dan cucuku sendiri. Maafkan aku ya Allah.

Cerpen L457RI Aku Sayang Bunda


“AKU SAYANG BUNDA”
Karya: SULASTRI, S.Pd.

Di Kelurahan Mangkualam hiduplah dua orang suami istri yang kurang mampu, sehari-hari suami istri berusaha mencukupi kehidupan mereka dengan menjual mainan untuk anak-anak kecil walau dengan modal seadanya. 
Dilain pihak, pasangan suami istri ini sangat berharap hadirnya bayi mungil ditengah keluarga kecil mereka, karena sejak lima tahun pernikahan mereka belum ada tanda-tanda kehamilan untuk si ibu. Setelah berobat kemana-mana, akhirnya sang ibu dapat hamil, dengan bantuan seorang paranormal.
***
Entah karena faktor apa, si ibu mengandung bayinya mencapai 12 bulan akhirnya pada saat melahirkan sang ibu merasa kesulitan, beberapa bantuan telah didatangkan mulai dari dokter sampai dukun tradisional, namun belum berhasil juga.
Setelah hampir 3 hari proses persalinan sang bayi belum juga dapat dilahirkan, saat yang bersamaan juga paranormal yang membantu sang ibu untuk hamil datang ke rumah sang ibu, hanya dengan sekali sentuhan paranormal tadi sang ibu dengan mudahnya melahirkan sang bayi, dengan berat hampir 4 kilogram.
***
Perkembangan sang bayi berjalan cukup pesat karena memang sang bayi gemuk saat dilahirkan, pada saat sang bayi berumur 5 bulan, beratnya sudah menyamai teman-temannya yang berumur 1 tahun.
Namun, pasangan suami istri ini cukup mengalami kesulitan menghidupi sang bayi karena konsumsi makannya yang berlebih. Setiap hari pasangan suami istri ini bertengkar karena permasalahan yang sepele. Akhirnya, genap usia sang bayi satu tahun pasangan suami istri ini bercerai karena saling tidak tahan dengan emosi masing-masing.
***
Sejak perceraian itu, sang ibu membiayai sendiri hidupnya dengan sang bayi walaupun dengan penuh perjuangan membiayai kehidupan mereka sehari-hari. Sang ibu berusaha keras, berjuang hampir seluruh tenaga diperas, demi kebahagian sang buah hatinya. Sang ibu sama sekali tidak menginginkan bayinya disakiti, lebih baik dia tidak makan tiga hari asalkan bayinya dapat tersenyum setiap hari.
Hari berganti hari, sang bayi pun tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan banyak digemari para lelaki, si ibu sangat bahagia melihat pertumbuhan anaknya. Namun disamping itu, sang ibu juga khawatir apabila nanti anaknya terpengaruh untuk menikah muda, beliau takut kalau sang gadis akan menemukan jodohnya yang kurang tepat, sehingga nanti anaknya tidak mampu merasakan bahagianya hidup.
Ternyata, sang gadis merasakan kegundahan ibundanya, lalu sang gadis pun mengungkapkan isi hatinya, sembari menenangkan ibundanya, sang gadis berkata kepada sang ibu “Bunda, walau segudang harta ada dihadapan mata, walau ada sejuta cinta di luar sana, namun aku tidak akan pernah tergoda, karena memang cinta dan hartaku adalah Bunda”, kalimat inilah yang meyakinkan sang ibu, bahwa anaknya memang telah dewasa, dan mampu berfikir untuk kelangsungan keluarga.
Karena sang gadis telah terbiasa dengan kehidupan yang sulit, sang gadis pun bertekad untuk berjuang sekuat tenaga agar dapat membahagiakan ibunya yang sudah mulai tua dan sakit-sakitan.
***
Selesai sekolahnya di SMK sang gadis tidak berfikir untuk melanjutkan kuliah, yang hadir dalam benaknya adalah bagaimana membiayai kehidupan dia dan ibunya. Karena memang dari awal, si gadis memilih sekolah di SMK bukan SMA adalah dia mendapat keahlian khusus setelah tamat dari sekolah ini, dengan kemampuan seadanya dan ijazah SMK nya sang gadis mencoba memasukkan surat lamarannya ke beberapa perusahaan yang ada di kotanya, setelah menunggu beberapa minggu akhirnya ada juga perusahaan swasta yang mengajaknya bekerja.
Selama bekerja di perusahaan tersebut, sang gadis cukup berkompeten untuk melaksanakan tugasnya, sehingga banyak proyek-proyek yang diikutinya untuk menambah penghasilannya.
Setelah hampir sukses dengan pekerjaannya, sang gadis baru berfikir untuk melanjutkan kuliahnya. Akhirnya, keputusan itu diambil sang gadis untuk kuliah sambil bekerja. Sang gadis berniat sepulang dari kerja, malamnya sang gadis mengikuti mata kuliah. Awalnya sang ibu khawatir akan kesehatan buah hatinya dengan keadaan yang akan terjadi namun sang gadis berusaha menjelaskan dan merayu sang ibu, akhirnya sang ibu menyetujui dan merestui anaknya, hal ini dijalani sang gadis sampai 4 tahun.
Walau semua keluarga mencemooh mereka, namun tekad bulat tetap dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang mereka harapkan, untuk menjadikan keluarga kecil mereka menjadi keluarga yang mampu bersaing baik di keluarga maupun di mata dunia.  
***
Akhirnya wisuda telah didepan mata, si gadis kecil mampu menghadiahkan gelar sarjananya kepada ibunda tersayang, dengan mata berbinar, dengan tangis bahagia yang terungkap, sang ibu dan si anak berpelukan sekaligus bersyukur kepada Allah, bahwa apa yang mereka inginkan alhamdulillah semuanya tercapai. Ini berkat tekad yang tertanam dalam keluarga kecil ini, “DIMANA ADA KEMAUAN, DISITU PASTI ADA JALAN.  
Dengan rasa bangga dan bahagia sang ibu mencium penuh kasih sayang di kening sang gadis dan berkata “Bunda sayang kamu sayang, sekarang dan selamanya” akhirnya kedua insan ini saling menangis mengungkapkan rasa sayang mereka. Sang bunda berbisik “akhirnya kamu berhasil sayang”, lalu sang anak berkata “tak ada keberhasilan yang dapat saya rasakan tanpa usaha dan kasih sayang bunda, tak ada senyuman dihari-hariku tanpa pelukan bunda, tak akan berhasil usahaku tanpa doa bunda, AKU SAYANG BUNDA”

Cerita lucu, Tentang Sang Gajah

Teka teki gokil cocok di pake untuk ngumpul2 pas makan siang nanti... ^^

Tebakan / Pertanyaan = T
Jawaban = J

TENTANG SANG GAJAH
T = Bagaimana Cara membunuh Gajah biru?
J = Ditembak dengan menggunakan senjata pembunuh gajah biru
T = Bagaimana cara membunuh gajah merah?
J = Digebukin dulu mpe biru, baru Ditembak dengan menggunakan senjata pembunuh gajah biru
T = Bagaimana cara membunuh gajah hijau?
J = Dikelitikin mpe merah, digebukin mpe biru, baru Ditembak dengan menggunakan senjata pembunuh gajah biru

Hahahhaaa...