Tanda baca dalam membaca puisi,
silakan klik disini
Minggu, 18 November 2012
Kamis, 01 November 2012
Published :
11:29:00 PM
Author :
L457RI
Entah apa yang dipikirkan Zhang Gang ketika menghunus sebilah pedang ke
dada putrinya. Kejadian di sebuah jalan raya di Yongren, China, itu
begitu mencekam. Kejadian itu berawal dari sebuah kecelakaan lalu
lintas. Mobil yang dikemudikan Zhang bertumbukan dengan sebuah mobil
lain.
Bukannya berhenti, Zhang justru melarikan diri. Polisi
yang berada tidak jauh dari lokasi pun mengejarnya. Setelah 15 menit
ngebut, lelaki 34 tahun itu menghentikan mobilnya di depan sebuah pasar.
Zhang yang saat itu bersama istri dan anak perempuannya menolak
menyerahkan diri dan meminta polisi menyingkir. “Saya mendengar suara
mobil ngebut, lalu ada bunyi rem ketika dua mobil polisi memblokade
jalan di depannya,” kata Lu Yin, seorang saksi mata. “Tiba-tiba
pengemudinya keluar dari mobil sambil membawa pedang dan sesuatu yang
kira boneka,” lanjut petani itu.
“Saya baru sadar kalau itu anak kecil. Dia kelihatan kaget dan mulai
menangis waktu mendengar ayahnya berteriak.” Menurut Lu, Zhang
berkali-kali mengarahkan mata pedang ke dada putrinya dan berteriak,
“Biarkan saya pergi atau saya bunuh dia. Sumpah, saya tidak akan memberi
ampun.” Ditonton warga sekitar, polisi berusaha membujuk Zhang. “Lalu
dia masuk mobil lagi dengan pedang di dada anak itu. Dia tetap menuntut
diperbolehkan pergi,” kata Lu Yin.
Beruntung seorang polisi
negosiator segera tiba, bersama beberapa kerabat Zhang. Mereka berhasil
membujuknya sampai polisi lain bisa masuk ke mobil dan menyelamatkan
putrinya. Negosiasi dengan ayah kalap berlangasung sekitar satu jam.
Benar2 sosok ayah yang gak patut di tiru seharusnya kan seorang ayah
itu menjaga... semoga kita semua di hindarkan dari hal seperti ini...
Gak abis pikir tega banget ini ayah...
Entah apa yang dipikirkan Zhang Gang ketika menghunus sebilah pedang ke
dada putrinya. Kejadian di sebuah jalan raya di Yongren, China, itu
begitu mencekam. Kejadian itu berawal dari sebuah kecelakaan lalu
lintas. Mobil yang dikemudikan Zhang bertumbukan dengan sebuah mobil
lain.
Bukannya berhenti, Zhang justru melarikan diri. Polisi yang berada tidak jauh dari lokasi pun mengejarnya. Setelah 15 menit ngebut, lelaki 34 tahun itu menghentikan mobilnya di depan sebuah pasar. Zhang yang saat itu bersama istri dan anak perempuannya menolak menyerahkan diri dan meminta polisi menyingkir. “Saya mendengar suara mobil ngebut, lalu ada bunyi rem ketika dua mobil polisi memblokade jalan di depannya,” kata Lu Yin, seorang saksi mata. “Tiba-tiba pengemudinya keluar dari mobil sambil membawa pedang dan sesuatu yang kira boneka,” lanjut petani itu.
“Saya baru sadar kalau itu anak kecil. Dia kelihatan kaget dan mulai menangis waktu mendengar ayahnya berteriak.” Menurut Lu, Zhang berkali-kali mengarahkan mata pedang ke dada putrinya dan berteriak, “Biarkan saya pergi atau saya bunuh dia. Sumpah, saya tidak akan memberi ampun.” Ditonton warga sekitar, polisi berusaha membujuk Zhang. “Lalu dia masuk mobil lagi dengan pedang di dada anak itu. Dia tetap menuntut diperbolehkan pergi,” kata Lu Yin.
Beruntung seorang polisi negosiator segera tiba, bersama beberapa kerabat Zhang. Mereka berhasil membujuknya sampai polisi lain bisa masuk ke mobil dan menyelamatkan putrinya. Negosiasi dengan ayah kalap berlangasung sekitar satu jam.
Benar2 sosok ayah yang gak patut di tiru seharusnya kan seorang ayah itu menjaga... semoga kita semua di hindarkan dari hal seperti ini...
Gak abis pikir tega banget ini ayah...
Bukannya berhenti, Zhang justru melarikan diri. Polisi yang berada tidak jauh dari lokasi pun mengejarnya. Setelah 15 menit ngebut, lelaki 34 tahun itu menghentikan mobilnya di depan sebuah pasar. Zhang yang saat itu bersama istri dan anak perempuannya menolak menyerahkan diri dan meminta polisi menyingkir. “Saya mendengar suara mobil ngebut, lalu ada bunyi rem ketika dua mobil polisi memblokade jalan di depannya,” kata Lu Yin, seorang saksi mata. “Tiba-tiba pengemudinya keluar dari mobil sambil membawa pedang dan sesuatu yang kira boneka,” lanjut petani itu.
“Saya baru sadar kalau itu anak kecil. Dia kelihatan kaget dan mulai menangis waktu mendengar ayahnya berteriak.” Menurut Lu, Zhang berkali-kali mengarahkan mata pedang ke dada putrinya dan berteriak, “Biarkan saya pergi atau saya bunuh dia. Sumpah, saya tidak akan memberi ampun.” Ditonton warga sekitar, polisi berusaha membujuk Zhang. “Lalu dia masuk mobil lagi dengan pedang di dada anak itu. Dia tetap menuntut diperbolehkan pergi,” kata Lu Yin.
Beruntung seorang polisi negosiator segera tiba, bersama beberapa kerabat Zhang. Mereka berhasil membujuknya sampai polisi lain bisa masuk ke mobil dan menyelamatkan putrinya. Negosiasi dengan ayah kalap berlangasung sekitar satu jam.
Benar2 sosok ayah yang gak patut di tiru seharusnya kan seorang ayah itu menjaga... semoga kita semua di hindarkan dari hal seperti ini...
Gak abis pikir tega banget ini ayah...
Mohon diingat...!
Published :
11:26:00 PM
Author :
L457RI
Buat para Cwo,jgn taroh foto pacar di dompet
Nanti di godain kapiten patimura & temen2nya
cerpen L457RI IBU YANG PENUH DOSA
Published :
11:19:00 PM
Author :
L457RI
IBU
YANG PENUH DOSA
Dulu aku
berhayal menikah dengan suamiku akan penuh kebahagiaan dan hari-hari yang ceria.
Namun, kenyataannya hanya “burung yang
hinggap di pohon”, seumur jagung pernikahanku sudah tak karuan. Kami sering
selisih paham, hanya masalah kecil seisi rumah terasa hampir pecah. Salah
bicara, maka tamparan yang akan kuterima.
Entah apa yang
kupikirkan dulu saat memutuskan untuk menikah dengan suamiku, aku kaget dengan
tingkah suamiku yang mendadak berubah, sadis, jahat, kejam, tak ada pengertian
sama sekali. Namun, nasi sudah menjadi bubur, aku sudah terlanjur menikah
dengannya, apalagi aku sekarang hamil muda, mau tidak mau aku harus menerima
semuanya. Aku tidak ingin terjadi apa-apa dengan calon bayi ku nanti kelak
kalau dia lahir.
***
Sembilan bulan
kulalui, siksaan dan caci maki sering kurasakan dari suamiku. Ternyata penyebab
kemarahannya adalah tuduhannya terhadapku bahwa aku hamil bukan darinya. Dia
mengatakan bahwa bayi yang kukandung bukan hasil hubungan kami berdua, tapi
dengan mantan kekasihku yang dulu.
Aku sudah
berkata jujur, aku juga sudah bersumpah dihadapannya bahwa bayi ini adalah anak
kandungnya, namun dia tetap tidak percaya. Sekarang, anak itu telah lahir. Bayi
yang cantik, dengan tubuh yang putih bersih. Akhirnya, aku menjadi ibu. Tapi,
ibu apa aku ini? mengurus popoknya pun aku tak mampu. Ibuku selalu membantuku
setiap kali bayiku menangis dan mengompol.
***
Beban yang
kuterima terlalu berat, ditambah lagi suamiku yang tidak pernah pengertian, aku
semakin tersiksa dengan keadaan ini. Setiap bayiku menangis, maka amarah
suamiku semakin memuncak, sepertinya dia mau melahap bayiku. Melihat keadaan
ini, ibuku pun tidak tega melihatku, ibu sering memaksaku untuk berpisah dari
suamiku.
Awalnya aku
tidak mau melakukannya, tapi, lama kelamaan rasanya aku sudah tidak tahan lagi
dengan ocehan sangat menyakitkan hatiku, yang selalu keluar secara terus
menerus dari mulut suamiku mengepul penuh dengan asap rokok. Acap kali, asap
rokok itu dihembuskannya ke muka ku dan muka anakku.
***
Lima bulan umur bayiku, aku
memutuskan untuk berpisah dari suamiku. Karena kurasa, aku mampu hidup sendiri
tanpa suamiku, kerjanya setiap hari dia hanya menyiksaku, menggerogoti harta
kekayaan ibuku. Akhirnya, aku bercerai. Inilah kegagalan pertama dalam hidupku.
Setelah
bercerai dari suamiku aku memutuskan untuk tidak ikut dengan orang tuaku, aku
mengontrak rumah kecil yang jauh dari keramaian. Di sanalah aku dan anakku
hidup bahagia.
***
Lama kelamaan,
anakku yang cantik tumbuh menjadi remaja yang dewasa, kecantikannya terpancar
dari setiap gerak langkah dan senyumannya. Membuat semua lelaki tergoda
terhadapnya. Tapi ternyata, kecantikan itu penyebab dari rusaknya masa depan
anakku tersayang.
Anakku tergoda
dengan duniawi, setiap hari dia pulang selalu terlambat. Awalnya, aku mengira
kesibukannya disebabkan oleh tugas sekolah, tapi ternyata dia terlalu sibuk dengan
pacar-pacarnya yang tak terhitung banyaknya. Setiap kali aku melihatnya diantar
pulang, selalu laki-laki yang berbeda. Aku sering melarang anakku untuk
berpacaran, namun anakku selalu menjawab dan membantah apa yang aku larang.
Sampai suatu
hari, anakku mual-mual, aku menganggap bahwa mualnya itu adalah masuk angin
biasa karena dia terlalu sibuk dengan sekolahnya. Namun, lama kelamaan dia
mengakui bahwa dia telah hamil.
Sering kudesak
dia untuk mengatakan siapa yang telah menghamilinya, namun dia selalu menjawab
“tidak tahu”. Aku sangat terpukul dengan keadaan ini, aku merasa berdosa dengan
hidupku, aku merasa berdosa dengan anakku, aku telah salah mendidik anakku. Aku
terlalu membebaskan aktivitas anakku tanpa memperhatikan apakah aktivitas itu
baik atau tidak untuk dia.
***
Inilah
kegagalanku, kegagalan yang kuharap terakhir dalam hidupku, aku memutuskan
anakku untuk tetap mengandung anaknya, walau tanpa suami. Aku tidak ingin
anakku melakukan dosa dua kali, dia telah melakukan zina dan sekarang dia harus
menggugurkan kandungannya, TIDAK, aku tidak akan lakukan itu.
Biarkanlah dosa
itu kami tanggung berdua, anakku hamil tanpa tahu siapa dari ayah bayi yang
dikandungnya, semua tetangga mencemooh keluarga kami, mereka menghujat kami
dengan kata-kata kasar, kami diasingkan. Sampai pada akhirnya anakku melahirkan
bayinya, namun karena usia anakku terlalu muda, anakku dan bayinya meninggal
pada proses persalinannya.
Aku terkejut
mendengarnya, serasa isi dunia mau pecah dihadapanku, aku tak sadarkan diri,
sampai aku terbangun dari pingsanku, aku melihat dihadapanku, anakku dan
bayinya terbujur kaku di hadapanku dengan diselimuti kain putih yang menutupi
seluruh tubuh mereka.
Aku sedih,
namun tak mampu menangis.
Inginku
menjerit, tapi tak mampu mengeluarkan suara.
Hidup begitu
kejam,
Begitu besar
dosa yang kutanggung
Aku tidak
berhasil dalam rumah tangga
Kini aku juga
tidak berhasil dalam mengurus anakku
Ya Allah
Ampuni dosaku
maafkan atas
segala kesalahanku
Aku hancur,
remuk, tak berbekas
Aku ibarat
sampah yang busuk
yang bila
disimpan akan mengganggu orang lain
Akhirnya,
setelah satu minggu kematian anakku, aku memutuskan untuk mengakhiri hidupku.
Aku meninggalkan semua yang ada di dunia ini, karena memang tidak ada yang
kumiliki lagi. Suami yang kusayang tak pernah peduli, anakku yang kucinta dan
kubanggakan kini sudah tak ada lagi.
Selamat tinggal
ibu,
terimakasih
telah merawatku
terimakasih
telah bersabar menasehatiku
Namun aku,
aku tak sanggup
lagi dengan semuanya
Inilah
kegagalan hidupku, untuk yang ketiga kalinya aku gagal, aku mengakhiri hidupku
di hadapan makam anak dan cucuku sendiri. Maafkan aku ya Allah.
Cerpen L457RI Aku Sayang Bunda
Published :
11:16:00 PM
Author :
L457RI
“AKU SAYANG BUNDA”
Karya: SULASTRI, S.Pd.
Di
Kelurahan Mangkualam hiduplah dua orang suami istri yang kurang mampu,
sehari-hari suami istri berusaha mencukupi kehidupan mereka dengan menjual
mainan untuk anak-anak kecil walau dengan modal seadanya.
Dilain pihak, pasangan suami istri ini sangat berharap
hadirnya bayi mungil ditengah keluarga kecil mereka, karena sejak lima tahun pernikahan
mereka belum ada tanda-tanda kehamilan untuk si ibu. Setelah berobat
kemana-mana, akhirnya sang ibu dapat hamil, dengan bantuan seorang paranormal.
***
Entah karena faktor apa, si ibu mengandung bayinya
mencapai 12 bulan akhirnya pada saat melahirkan sang ibu merasa kesulitan,
beberapa bantuan telah didatangkan mulai dari dokter sampai dukun tradisional,
namun belum berhasil juga.
Setelah
hampir 3 hari proses persalinan sang bayi belum juga dapat dilahirkan, saat
yang bersamaan juga paranormal yang membantu sang ibu untuk hamil datang ke
rumah sang ibu, hanya dengan sekali sentuhan paranormal tadi sang ibu dengan
mudahnya melahirkan sang bayi, dengan berat hampir 4 kilogram.
***
Perkembangan sang bayi berjalan cukup pesat karena
memang sang bayi gemuk saat dilahirkan, pada saat sang bayi berumur 5 bulan,
beratnya sudah menyamai teman-temannya yang berumur 1 tahun.
Namun, pasangan suami istri ini cukup mengalami
kesulitan menghidupi sang bayi karena konsumsi makannya yang berlebih. Setiap
hari pasangan suami istri ini bertengkar karena permasalahan yang sepele.
Akhirnya, genap usia sang bayi satu tahun pasangan suami istri ini bercerai
karena saling tidak tahan dengan emosi masing-masing.
***
Sejak perceraian itu, sang ibu membiayai sendiri
hidupnya dengan sang bayi walaupun dengan penuh perjuangan membiayai kehidupan
mereka sehari-hari. Sang ibu berusaha keras, berjuang hampir seluruh tenaga
diperas, demi kebahagian sang buah hatinya. Sang ibu sama sekali tidak
menginginkan bayinya disakiti, lebih baik dia tidak makan tiga hari asalkan
bayinya dapat tersenyum setiap hari.
Hari
berganti hari, sang bayi pun tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan
banyak digemari para lelaki, si ibu sangat bahagia melihat pertumbuhan anaknya.
Namun disamping itu, sang ibu juga khawatir apabila nanti anaknya terpengaruh
untuk menikah muda, beliau takut kalau sang gadis akan menemukan jodohnya yang
kurang tepat, sehingga nanti anaknya tidak mampu merasakan bahagianya hidup.
Ternyata, sang gadis merasakan kegundahan ibundanya,
lalu sang gadis pun mengungkapkan isi hatinya, sembari menenangkan ibundanya, sang
gadis berkata kepada sang ibu “Bunda,
walau segudang harta ada dihadapan mata, walau ada sejuta cinta di luar sana,
namun aku tidak akan pernah tergoda, karena memang cinta dan hartaku adalah
Bunda”, kalimat inilah yang meyakinkan sang ibu, bahwa anaknya memang telah
dewasa, dan mampu berfikir untuk kelangsungan keluarga.
Karena sang gadis telah terbiasa dengan kehidupan yang
sulit, sang gadis pun bertekad untuk berjuang sekuat tenaga agar dapat
membahagiakan ibunya yang sudah mulai tua dan sakit-sakitan.
***
Selesai sekolahnya di SMK sang gadis tidak berfikir
untuk melanjutkan kuliah, yang hadir dalam benaknya adalah bagaimana membiayai
kehidupan dia dan ibunya. Karena memang dari awal, si gadis memilih sekolah di
SMK bukan SMA adalah dia mendapat keahlian khusus setelah tamat dari sekolah
ini, dengan kemampuan seadanya dan ijazah SMK nya sang gadis mencoba memasukkan
surat lamarannya ke beberapa perusahaan yang ada di kotanya, setelah menunggu
beberapa minggu akhirnya ada juga perusahaan swasta yang mengajaknya bekerja.
Selama bekerja di perusahaan tersebut, sang gadis cukup
berkompeten untuk melaksanakan tugasnya, sehingga banyak proyek-proyek yang
diikutinya untuk menambah penghasilannya.
Setelah hampir sukses dengan pekerjaannya, sang gadis
baru berfikir untuk melanjutkan kuliahnya. Akhirnya, keputusan itu diambil sang
gadis untuk kuliah sambil bekerja. Sang gadis berniat sepulang dari kerja,
malamnya sang gadis mengikuti mata kuliah. Awalnya sang ibu khawatir akan
kesehatan buah hatinya dengan keadaan yang akan terjadi namun sang gadis
berusaha menjelaskan dan merayu sang ibu, akhirnya sang ibu menyetujui dan
merestui anaknya, hal ini dijalani sang gadis sampai 4 tahun.
Walau semua keluarga mencemooh mereka, namun tekad bulat
tetap dipertahankan untuk mendapatkan hasil yang mereka harapkan, untuk
menjadikan keluarga kecil mereka menjadi keluarga yang mampu bersaing baik di
keluarga maupun di mata dunia.
***
Akhirnya wisuda telah didepan mata, si gadis kecil mampu
menghadiahkan gelar sarjananya kepada ibunda tersayang, dengan mata berbinar,
dengan tangis bahagia yang terungkap, sang ibu dan si anak berpelukan sekaligus
bersyukur kepada Allah, bahwa apa yang mereka inginkan alhamdulillah semuanya
tercapai. Ini berkat tekad yang tertanam dalam keluarga kecil ini, “DIMANA
ADA KEMAUAN, DISITU PASTI ADA JALAN”.
Dengan rasa bangga dan bahagia sang ibu mencium penuh
kasih sayang di kening sang gadis dan berkata “Bunda sayang kamu sayang, sekarang dan selamanya” akhirnya kedua
insan ini saling menangis mengungkapkan rasa sayang mereka. Sang bunda berbisik
“akhirnya kamu berhasil sayang”, lalu
sang anak berkata “tak ada keberhasilan
yang dapat saya rasakan tanpa usaha dan kasih sayang bunda, tak ada senyuman
dihari-hariku tanpa pelukan bunda, tak akan berhasil usahaku tanpa doa bunda,
AKU SAYANG BUNDA”
Cerita lucu, Tentang Sang Gajah
Published :
11:14:00 PM
Author :
L457RI
Teka teki gokil cocok di pake untuk ngumpul2 pas makan siang nanti... ^^
Tebakan / Pertanyaan = T
Jawaban = J
TENTANG SANG GAJAH
T = Bagaimana Cara membunuh Gajah biru?
J = Ditembak dengan menggunakan senjata pembunuh gajah biru
T = Bagaimana cara membunuh gajah merah?
J = Digebukin dulu mpe biru, baru Ditembak dengan menggunakan senjata pembunuh gajah biru
T = Bagaimana cara membunuh gajah hijau?
J = Dikelitikin mpe merah, digebukin mpe biru, baru Ditembak dengan menggunakan senjata pembunuh gajah biru
Hahahhaaa...
T = Bagaimana Cara membunuh Gajah biru?
J = Ditembak dengan menggunakan senjata pembunuh gajah biru
T = Bagaimana cara membunuh gajah merah?
J = Digebukin dulu mpe biru, baru Ditembak dengan menggunakan senjata pembunuh gajah biru
T = Bagaimana cara membunuh gajah hijau?
J = Dikelitikin mpe merah, digebukin mpe biru, baru Ditembak dengan menggunakan senjata pembunuh gajah biru
Hahahhaaa...
Langganan:
Postingan (Atom)