Senin, 02 April 2012

CERPEN YANG MENGANTARKANKU KE APRESDA BOGOR


AKU BENCI LELAKI
Oleh: L457RI


Orang bilang cinta itu indah, menurutku tidak! Aku berharap ada mukjizat dari Tuhan yang dapat merubah sifat dan pandanganku terhadap lelaki.
Aku tahu hati ini sulit kuubah, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Yang namanya patah hati sulit untuk diluruskan kembali. Apalagi patah hati karena cinta, aku rasa sangat sulit untuk menghapus luka itu. Berikut ini begitu banyak cerita cinta yang aku alami, mulai dari anak ingusan sampai dewasa, bagiku semuanya menyakitkan dan menyedihkan. Banyak orang bilang mungkin aku kena kutukan cinta 3 bulan, awalnya aku tidak percaya, setelah dipikir-pikir, ada benarnya juga sih, buktinya tiap aku pacaran tidak pernah bertahan lama.
Cinta pertama aku alami dengan teman satu sekolah. Waktu aku duduk di kelas II SMP. Dia begitu tampan, menarik, disukai oleh semua teman wanitaku, Firman namanya. Firman terkenal seorang lelaki yang pendiam, tidak banyak tingkah, jarang bergaul. Tampaknya hal itu tidak menjadi penghalang para kaum wanita untuk menjadikannya sebagai seorang kekasih. Namun dibalik semuanya itu ternyata Firman seorang lelaki yang angkuh, kebiasaannya menyendiri membuat ia jarang didekati teman satu kelasnya. Setiap wanita yang ingin mendekatinya, Firman hanya memberikan jawaban yang cetus, yang membuat orang lain merasa tidak nyaman berada di dekatnya.
Pagi itu, aku melihat Firman duduk sendirian di sudut sekolah, perlahan tapi pasti aku mendekatinya.
“Met pagi!” aku menyapanya dengan ramah
”Sendirian?” Lanjutku
”La iyalah, masak bertiga, gak masuk akal kan?, kamu bodoh sekali sih” secara bertubi-tubi kata-kata itu Firman keluarkan dari mulutnya.
”Lagi baca apa nih?” aku tetap melemah dan mencoba mengalah, walaupun sebenarnya aku merasa kesal dengan jawabannya yang begitu cetus, karena saat inilah waktu yang tepat untuk melaksanakan misiku untuk mengetahui siapa sebenarnya Firman yang terkenal angkuh.
”Woi ini buku pelajaran, dodol. Udah ah, kalau memang situ gak ada yang penting untuk dibicarakan mending menjauh deh, ganggu konsentrasiku saja” jawabannya makin cetus.
”Hu..h, rasanya semakin menjemukan deh, mendekati lelaki yang memang tidak kenal betapa halusnya perasaan cewek” pikirku dalam hati. Namun sosok Firman membuat misiku makin bulat untuk mencari sifat lembut dari Firman. Usut punya usut, ternyata Firman seorang yang broken home, ayah dan ibunya sibuk dengan urusan kantor. Di rumah Firman hanya berdua dengan pengasuhnya yang setia menjaganya.
Begitu banyak hal aku lakukan untuk menarik perhatiannya, akhirnya aku berhasil merubah Firman dan mendapatkan cintanya Firman, termasuk juga cinta dan perhatian yang tiada pernah aku rasakan selama ini. Namun sifat Firman tersebut tidak bertahan lama, sifat buruknya terlihat kembali dan dia kembali dingin terhadap orang lain termasuk juga terhadap aku, mungkin pengaruh lingkungan dan keluarganya.
Selama tiga bulan hal indah itu aku alami dengan Firman. Selanjutnya aku mendapatkan teman lelaki lagi, Budi namanya. Budi memang tidak setampan Firman, namun Budi orang yang sangat cerdas itu yang membuat aku kagum terhadap dia dan menjadikan dia menempati tempat khusus di hatiku seperti yang ditempati Firman waktu itu.
Namun tiga bulan dari perkenalan itu, cintaku kandas di tengah jalan, dua minggu dari pepisahanku dengan Budi aku berkenalan dengan Andi. Sosok Andi memang terkenal playboy di sekolah, tapi yang namanya cinta biasanya tidak pandang bulu, aku tetap mencintai Andi, namun cintaku kandas lagi.
Sampai kelas II SMA aku tidak ingin lagi mengenal lelaki dari segi cinta, aku menganggap semua lelaki brengsek. Sampai aku duduk di kelas III SMA, sebuah kejadian lucu yang mengajak dan memaksa aku untuk mengenal lelaki, saat itu ada tiga lelaki yang memperebutkan aku, dan aku mendengar mereka bertiga sempat perang mulut hanya karena memperebutkan aku, saat itu aku banggsa dengan diriku, karena ada tiga lelaki yang memperebutkan aku pada saat yang bersamaan, yaitu Wahyu, Wisnu, dan Tegar. Akhirnya, karena aku sudah merasa sering dikecewakan lelaki, aku berniat untuk mempermainkan mereka dengan menjadikan mereka bertiga sebagai pacar aku sekaligus, tanpa menyakiti satu sama lain, menurutku waktu bisa diatur, setiap aku berpacaran dengan Wahyu, Wisnu dan Tegar tidak akan mengetahuinya. Begitupun sebaliknya.
Ternyata yang namanya wanita, tetap lemah. Menurutku seorang wanita selalu menjadi korban lelaki dalam hal cinta. Aku merasa diriku sudah hebat karena mampu mempunyai tiga pacar sekaligus dalam satu sekolah, ternyata dibalik rayuan-rayuan gombal mereka yang indah mereka memang pendusta.
Pagi itu Rani bercerita kepadaku bahwa dia melihat Wahyu sedang jalan berdua di taman kemarin sore dengan Ayu, aku tidak percaya. Siang harinya aku bertemua Sinta dan menceritakan bahwa pernah melihat Wisnu makan berdua  dengan Santi, dan yang lebih parah lagi dari Mulia bahwa Tegar kepergok sedang ciuman di belakang WC sekolah dengan Ana. Aku sangat kecewa dan sekaligus sedih.
Kali ini penilaian ku tidak salah tentang lelaki, mulai saat itu aku bersumpah tidak mau mempermainkan lelaki, apalagi mengenal cintanya lelaki, aku menilai semua lelaki pendusta.  
Genap enam tahun aku menjomblo, begitu banyak lelaki yang kukenal namun hanya sebatas teman, aku tidak ingin mempermainkan hati ku lagi. Menurutku cinta hanya sebuah penyiksaan hati, sebuah pengorbanan perasaan dan tidak akan ada kebahagiaan yang menghiasi cinta itu.
Namun malam itu, pandangan pertamaku kepada Fredy, ibarat api yang mencairkan gunung es ku. Fredy hadir dalam jomblo sejatiku, namun pendirianku kepada lelaki tidak akan pernah berubah. Memang Fredy menghiasi hari-hariku, namun dibelakang Fredy aku menjalin cinta dengan yang lain, dan yang lain. Intinya untuk saat ini aku tidak ingin terikat, tidak ingin menjalin hubungan yang serius, tidak ingin mengenal cinta lagi.

***

0 komentar: